Bisakah kita mengulangnya (?)

Selamat malam sayang,

entah apa sepertinya beberapa hari ini kita makin menjauh, apa kamu merasakannya juga? jika tidak, emmm maaf mungkin aku yang terlalu perasa. seperti katamu.

aku mengerti kesibukanmu saat ini, aku paham. tapi tidak bisakah sedikit kamu meluangkan waktumu untukku, untuk perempuan yang setia menantimu di kala senja tiba.

mungkin saat ini kamu sedang berfikir aku kekanak-kanakan, memperbesar masalah sepele. tapi sungguh, aku rindu berbagi canda denganmu, aku rindu sekedar bersandar pada pundakmu

aku tidak memaksa temu menjadi nyata, sebab lagi lagi aku harus paham kesibukanmu tidak bisa diganggu gugat.
tapi, bukankah kita bisa sedikit meredam rindu melalui layar ponsel? sekedar membuat canda, saling melontarkan lelucon yang selalu berhasil membuat tawa, lalu diakhiri dengan kata manis.

seperinya sudah terlalu lama kita berdialog dalam kecanggungan. jadi, bagaimana jika kita mengulang masa seperti yang aku katakan tadi?
aku menunggumu.

Dengan kasih,
Sartika

Jatuh tanpa izin

sampai detik ini aku masih memiliki pertanyaan untuk Tuhan,

bagaimana bisa kita diizinkan jatuh cinta, tapi tidak diizinkan untuk bersama?

jika tidak diizinkan bersama, kenapa kami dipertemukan lalu dibiarkan jatuh cinta setelah itu saling menyakiti dengan memendam rasa yang sama.

Tuhan, bukankan ini tidak adil? bukankah cinta adalah bahagia tanpa rasa sakit, tanpa air mata?

Tolong, berjanjilah

Boleh aku meminta satu hal padamu? Tapi tolong berjanji dan tepati janji itu.

Permintaanku mudah,
Jika suatu saat nanti kamu mulai bosan denganku atau jika suatu saat nanti rasamu sudah bukan untukku.
Bisakah kamu memberitahukan sebelumnya padaku?

Agar aku menyiapkan diri untuk terbiasa tanpa sapaan pagimu
Agar aku menyiapkan diri untuk melewati siang tanpa candaanmu
Agar aku menyiapkan diri untuk membiasakan malam tanpa kata manismu
Agar aku menyiapkan diri untuk membiasakan hari tanpamu
Agak aku menyiapkan diri untuk kehilangan bahu ternyaman
Agar aku menyiapkan diri untuk tidak melihat sorot mata tajam itu
Agar aku menyiapkan diri untuk menghilangkan segala rasa untukmu
Dan Agar aku menyiapkan diri untuk melepaskanmu,

Iya, aku hanya menyiapkan tapi entah kapan akan benar-benar melakukannya jika kamupun benar-benar akan mengatakannya. Sebab kehilanganmu saja aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya. Entah, sepertinya terlalu sakit.

kamu tahu?

Kamu tahu? Saat aku diam bukan berarti aku sedang marah,

Saat aku diam,
Aku sedang bersyukur pada Tuhan lewat diamku, berdoa melalui hati semoga Tuhan enggan bosan sebab setiap melihat senyuman itu aku selalu meminta padaNya, memohon agar senyum itu lah yang aku lihat saat aku membuka mata disetiap pagi nanti, tapi… jika permohonanku tidak diizinkan. Aku punya permohonan kedua. aku mohon, biarkan aku sedetik lebih lama memandangi senyum itu. setidaknya untuk saat ini.

Singkat

Seketika tetes air mataku jatuh tepat di bahunya, dia sadar bahunya mulai basah tapi tidak membuatnya melepas pelukan jutsru memelukku lebih erat. Aku pun.

Aku tahu, dia mengerti sebabnya…
Sebab tetesan air mataku, iya aku takut. Takut kehilanganmu.

Tuhan,
tolong jaga kami
tolong izinkan kami terus seperti ini. saling menguatkan.