aku ingin mulai mengurangi rasa ingin tahuku tentangmu.
aku ingin menjauh bukan untuk pergi,
aku ingin memberi waktu untukmu, untuk memastikan apakah masih ada aku disana?
rasanya ingin memelukmu erat dan mendengar semua keluh kesahmu.
betulkah sakit hatimu karna aku?
bukan karna ketidakmampuanmu atas dirimu?
coba ajak bicara pikiran dan hatimu.
hampir tiga bulan untuk sejauh ini bukan waktu yang sebentar.
katamu,
jangan merasa paling hancur, yang hancur bukan cuma kamu.
lalu dimana masalahnya sekarang?
kita sudah saling hancur bukan?
kita sudah saling meluapkan penat bukan?
kenapa tidak bisa saling menyembuhkan juga?
apakah lebih banyak rasa takutmu saat ini?
percayalah, saat ini dan nanti aku menerimamu seada-adanya dirimu. sebab, bersamamu aku lebih sanggup menghadapi hari.
terdengar klise ya?
hahaha nyatanya begitu tau!
pada akhirnya aku hanya berharap kamu mengucapkan bahwa kamu ingin bersamaku juga.
rasanya itu sudah cukup untuk kita bisa memulai (lagi), seperti kata mba mba pertamina “dimulai dari 0 ya”
hahahaha apasih!!
mau tabok diri sendiri biar sadar dan bilang jangan ngarep deh Sis!
yah namanya juga hidup, kan kita cuma bisa berharap. kalau nggak punya harapan gimana bisa berjuang? iya dong?
dan entah sampai kapan aku akan perjuangin kita. semoga sabarku sebanyak sabarmu kemarin.
Jakarta, 25 Desember 2020.