keluh kesah dan harapan

aku ingin mulai mengurangi rasa ingin tahuku tentangmu.
aku ingin menjauh bukan untuk pergi,
aku ingin memberi waktu untukmu, untuk memastikan apakah masih ada aku disana?

rasanya ingin memelukmu erat dan mendengar semua keluh kesahmu.

betulkah sakit hatimu karna aku?
bukan karna ketidakmampuanmu atas dirimu?
coba ajak bicara pikiran dan hatimu.

hampir tiga bulan untuk sejauh ini bukan waktu yang sebentar.

katamu,
jangan merasa paling hancur, yang hancur bukan cuma kamu.

lalu dimana masalahnya sekarang?

kita sudah saling hancur bukan?
kita sudah saling meluapkan penat bukan?
kenapa tidak bisa saling menyembuhkan juga?

apakah lebih banyak rasa takutmu saat ini?
percayalah, saat ini dan nanti aku menerimamu seada-adanya dirimu. sebab, bersamamu aku lebih sanggup menghadapi hari.
terdengar klise ya?
hahaha nyatanya begitu tau!

pada akhirnya aku hanya berharap kamu mengucapkan bahwa kamu ingin bersamaku  juga.
rasanya itu sudah cukup untuk kita bisa memulai (lagi), seperti kata mba mba pertamina “dimulai dari 0 ya”

hahahaha apasih!!
mau tabok diri sendiri biar sadar dan bilang jangan ngarep deh Sis!

yah namanya juga hidup, kan kita cuma bisa berharap. kalau nggak punya harapan gimana bisa berjuang? iya dong?

dan entah sampai kapan aku akan perjuangin kita. semoga sabarku sebanyak sabarmu kemarin.

Jakarta, 25 Desember 2020.

22 Desember 2020

kita sudah dipenghujung tahun ya?
rasanya tahun ini cukup berat, tapi kita bisa sampai pada hari ini membuktikan kita bisa bertahan kan?

harusnya ditahun yang berat ini kita saling menguatkan, bukan sepertiku yang malah memberi banyak beban.
salahku yang selalu buta akan semua perjuanganmu,
kini tersisa sesal…

sayangku, aku rindu
sudah sedikit pulihkah sakit hatimu?
ahh rasanya tak tahu malu aku tanya itu

sayangku, aku masih disini menunggmu
menanti mata itu menatapku kembali
menanti senyuman manis itu
menanti pelukmu yang menenangkan
menanti genggaman tanganmu yang nyaman

aku terlalu takut untuk menyapamu lagi,
rasanya semakin aku mencoba maju, sakitmu semakin besar, kesalmu semakin memuncak.

maaf.

semesta, sampaikan padanya…
kini merindukannya tidak pernah mudah,
rindu yang penuh dengan sesal,
rindu yang penuh dengan harap,

semoga untaian pintaku padaNya bisa membuatmu kembali. amin.

dengan penuh harap,
sartika